Sabtu, 16 Maret 2013

Super Best Friend...


Teman Terbaik

Kawan, ingin aku bercerita tentang teman terbaik yang pernah kumiliki. ibu mengenalkanku di usia masih dini. Meski belum banyak mengerti, aku masih ingat kata-katanya, “Kapanpun dan dimanapun, jadikanlah ia peganganmu, insya Allah kamu akan selamat”. Setelah saat itu, aku mulai rajin untuk mengenalnya. Kemana pergi selalu kuajak serta. Ia bukan saja teman terbaik bagi diriku, tapi juga teman terbaik bagi semua orang, begitu cerita ibu. 

Ia tidak pernah meminta diajak serta, karena semestinya kita yang membutuhkan keberadaannya kemanapun kaki melangkah. Senantiasa memberi jawaban atas semua tanya, mengoleskan kesejukan untuk setiap hati yang gersang. Bagi yang gelisah dan gundah, ia akan menjadi obat mujarab yang mampu memberikan ketenangan. Ia juga menjadi pelipur lara bagi yang bersedih. Tanpa diminta, jika kita mau, ia selalu menunjukkan jalan yang benar dengan cara yang sangat arif. Ikuti jalannya jika mau selamat atau tak perlu hiraukan peringatannya asal mau dan sanggup menanggung semua resikonya. Ia tak pernah memaksa kita untuk mematuhinya, karena itu bukan sifatnya. 
Tutur katanya, indah menyejukkan, menyiratkan kebesaran Maha Pujangga dibalik untaian goresan barisan hikmah padanya. Tak ada yang sehebat ia dalam bertutur, tak ada pula yang seindah ia dalam bersapa. Hingga akhirnya, setiap yang mengenalnya, senantiasa ingin membawanya serta kemanapun. Tak peduli siang, malam, terik ataupun mendung, ia kan setia menemani. Cukup hanya dengan menyelami kedalamannya, tak terasa setitik air bening mengalir dari sudut mataku. Hingga satu masa, aku begitu mencintainya. Sungguh tiada tanding Maha Pujangga pencipta teman terbaikku ini. 
Sebegitu dekatnya kami berdua, sehingga melewati satu hari pun tanpanya, hati akan kering, gersang dan merinduharu. Ada kegetiran yang terasa menyayat saat tak bersamanya, bahkan pernah aku tersesat, sejenak kemudian aku teringat pesan-pesannya, hingga aku terselamatkan dari kesesatan yang menakutkan. Di waktu lain, aku berada di persimpangan jalan yang membuatku tak tahu menentukan arah melangkah, berkatnyalah aku menemukan jalan terbaik. Entah bagaimana jika ia tak bersamaku saat itu. 
Kawan, maukah mendengarkan betapa kelamnya satu masaku tanpa teman terbaikku itu? 
Mulanya hanya lupa tak membawanya serta ke satu tempat. Esoknya sewaktu ke tempat yang berbeda, aku tak mengajaknya serta, karena kupikir, untuk ke tempat yang satu ini, saya merasa tak pantas membawanya serta. Saat itu saya lupa pesan ayah, “jika tak bersamanya, keselamatanmu terancam”. Esok hari dan seterusnya, entah lupa entah sudah terbiasa teman terbaik itu tak pernah lagi kuajak serta. Kubiarkan ia berhari-hari bersandar di salah satu sudut kamarku. Satu minggu, bulan berlalu dan tahun pun berganti, aku semakin lupa kepadanya, padahal ia senantiasa setia menungguku dan masih di sudut kamar hingga berdebu. 
Hingga satu masa, bukan sekedar lupa. Bahkan aku mulai malu untuk mengajaknya. Disaat yang sama, semakin tak sadar jika diri ini telah jauh terseret dari jalur yang semestinya. Tapi aku tidak perduli, pun ketika seorang teman menyampaikan teguran dari teman terbaikku agar aku memperbaiki langkahku. Kubilang, ia cerewet! Terlalu mencampuri urusanku. 
Begitulah kawan, Anda pasti sudah tahu akibatnya. Langkahku terseok-seok, pendirianku goyah hingga akhirnya tubuhku limbung. Mata hati ini mungkin telah mati hingga tak mampu lagi membedakan hitam dan putih. Semakin dalam aku terperosok, tanganku menggapai-gapai, nafasku sesak oleh lumpur dosa. Disaat hampir sekarat itu, mataku masih menangkap sesosok kecil sarat debu, disaat kurebahkan tubuh di kamar. 
Ya! Sepertinya aku pernah mengenalnya. Teman yang pernah dikenalkan ibu kepadaku dulu. Ia yang pernah untuk sekian lama setia menemaniku kemana aku pergi. Teman terbaik yang pernah kumiliki, ia masih setia menungguku di sudut kamar, dan semakin berdebu. Kuhampiri, perlahan kusentuh kembali. “Jangan ragu, kembalilah padaku. Aku masih teman terbaikmu. Ajaklah aku kemanapun pergi” kuat seolah ia berbisik kepadaku dan menarik tanganku untuk segera menyergapnya. Ffwuhhh…!!! kuhempaskan debu yang menyelimutinya dengan sekali hembusan. Nampaklah senyum indah teman terbaikku itu. 
Ingin kumenangis setelah sekian lama meninggalkannya. Ternyata, ia teramat setia jika kita menghendakinya. Kini, bersamanya kembali kurajut jalinan persahabatan. Aku tak ingin lagi terperosok, tersesat, terseok-seok hingga jatuh ke jurang yang pernah dulu aku terjatuh. Jurang kesesatan. Bersamanya, hidupku lebih damai terasa. Satu pesanku untukmu kawan, kuyakin masing-masing kita memiliki teman terbaik itu. Jangan pernah meninggalkannya, walau sesaat. Percayalah. Wallaahu ‘a’lam bishshowaab. 
terima kasih telah mengenalkanku dengan ayat-ayat-Nya.Ananda.
Copas tulisannya (Bayu Gaw) 

Minggu, 03 Maret 2013

Hold My Hands

Sesaat ada kerinduan membuncah, . entahlah tiba-tiba rindu dekapan para ibunda yang telah bahagia di alam surga sana. Dekapan yang menghangatkan dan menenangkan, rasanya pun lepas semua beban.

Apa kabarmu wahai pujaan dan belahan jiwa Muhammad, Assalamu'alaykum??..Bidadari surga pasti teramat  iri kepadamu..

Duhaii bunda..rindu teramat rindu, tapi pantaskah??? dibanding dengan diri ini yang belum ada apa2nya..masalah dunia yang sekelumit kecil pun sulit untuk kami taklukkan..sungguh pun persoalan dunia pada umat akhir zaman ini teramat sangat luar biasa..mohon doanya yaa bunda, agar kami sanggup melalui ini semua, berharap berkah hingga akhir hayat. Berharap bisa  saling menatap wajah- wajah para ahli surga yang parasnya teramat cantik tak terkira.

Ya illahii..izinkan hamba untuk selalu menikmati dan mereguk manisnya iman, sehingga segala aral rintangan bahkan badai sekalipun mampu kami taklukkan. Dimudahkan dan dilapangkan semoga diberi jalan.

Kembali menata langkah yang sempat terhenti atau bahkan takut untuk memulai..tak tau dari mana memulai, tetapi selagi ada harapan disitu ada jalan..Kau hebat naak, kau kuat dan kau siap..jadilah orang keren.

Allah hold my hands forever..



Sabtu, 23 Februari 2013

Begini ini..

Bersyukur ketika Allah memberikan kesenangan itu biasa, tetapi bersyukur ketika Allah menimpakan kesedihan itu baru luar biasa. Sedangkan nabi ayyub yang ditimpakan penyakit yang sedemikian lamanya tak pernah-pernah pun mengeluh, walau sebegitu hebatnya penyakit yang ditimpakan. saya kira ini yang sebenar2nya cinta, cinta pada sang khalik yang tiada tara, keluhan yang tak sedikitpun terujar, malahan membuat ayyub sedemikian tegar dan bersyukur atas nama CINTA.

Ahhh sedang diri ini tak layak dibandingkan dengan mereka yang jelas-jelas peroleh kecintaan dariNYA.
lalu apa pantas jika kita mencintai seorang makhluk melebihi penciptanya.
suka dan cinta  itu wajar. semua rasa itu anugerah Ilahi. Berapa banyak mereka yang mencintai dengan salah, seperti kesesama jenis layaknya kaum di masa Nabi Luth..semua batas dilanggar, tak ada aturan. seenaknya saja. apa boleh buat, maka allah pun tak segan-segan menimpakan murkaNYA. Dan juga seperti anak muda jaman sekarang yang  entahlah,karena diri ini pun bingung dalam kebingungan melihat fenomena sekarang. Tetapi tetap masih ada yang mengikuti jalur yang sebenarnya..aahh salut sangat pada mereka, semoga kita juga begitu yaa.

aduhaiii.. cintai dan sukai sekedarnya. walaupun terkadang engkau salah arah, selagi kau tetap memegang rambu2 yang ada, tetap kau akan sampai juga dijalan yang dituju.

Fenomena anak muda zaman sekarang yang tak beretika, atau apakah norma itu memang sengaja dihilangkan. Rasa itu anugerah, anugerah bagi mereka yang menyadari kalau hidup tak akan bewarna tanpa ada rasa. Syukurilah maka allah pun akan menambahkan lautan nikmat kesyukuran kepadamu.

Hemmm..kenapa begini kenapa begitu. saya yang bingung2 sendiri. sementara tetap cintai dan sayangi mereka dengan cara yang pantas, Maka Sang pencipta pun akan mengirimkan utusan cintaNYA kepadamu.


Senin, 17 Desember 2012

Ada JanjiNYA

Allaah..

blaaa...blaaa  blaaa
aahh lagi-lagi kata2 pesimis begitu mudah terlontar,.

Jleebbb..Heyyy Dengarkan Seruan Tuhanmu..

Bukankah janji Allah itu adalah benar !!!



{54}
“Apakah saya akan dilindungi Allah?”
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman…[22:38]
{54}   “Apakah akan ada orang yang mengganggu saya?”
    ..dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan       
      orang-orang yang beriman.[4:141]
{54} “Apakah Allah akan memaafkan kesalahan-kesalahan saya?”
    Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa)         
    untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.[5:9] 
{54} “Apakah saya akan mendapatkan kedamaian dan keamanan?”
    Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman        
    (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang     
    mendapat petunjuk.[6:82]
{54} “Apakah akhir hidup saya akan baik?”
    Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali        
    yang baik.[13:29]
{54} “Apakah saya akan dilindungi dari syaitan?”
    Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan             
    bertawakkal kepada Tuhannya.[16:99]
{54}“Apakah orang-orang akan menyukai saya sebagai muslim?”
    Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha           
    Pemurahakan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.[19:96]
{54} “Apakah Allah akan menjadi pelindung saya?”
…dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.[3:68]
{54}“Apakah Allah akan selalu bersama saya?”
…dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.[8:19]
{54}“Apakah saya akan menjalani kehidupan dengan baik?”
   Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan     
   beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan  
   sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa    
   yang telah mereka kerjakan.[16:97]

Senin, 03 Desember 2012

Bidadari Surga Itu cantik Paras Rupanya


Bidadari  Surga  itu Cantik Paras Rupanya

A part thing of my childhood..
Semenjak kecil hingga aku memasuki tahun-tahun awal kuliah, tetap saja beranggapan bahwa bidadari itu berpakaian putih bersih berkilau bak gaun dengan rambut terurai, dihiasi bunga2 kecil dikepala dan ditelinga, senyumnya manis dan ramah sekali pada anak kecil .
Yaa.. aku kecil sangat mempercayainya, bahkan teramat sangat, karena merekalah yang sering aku temui di waktu tidur siangku setelah adzan zhuhur biasanya, hal ini tak pernah sekalipun aku ceritakan pada siapa pun yang  kutemui, entahlah, setiap kali pun tak pernah aku menghiraukannya dan tak ada keinginan menceritakan pada siapa saja, termasuk teman-teman kecilku , kakakku ataupun ibuku, seketika mimpi itu mudah saja aku lupakan kejadiannya, walaupun esoknya aku kembali bertemu dengan mereka yang aku sebut para bidadari itu.
Aku adalah  putri  ke-tiga  berdarah Minang dari pasangan yang teramat luar biasa , tentu saja mereka adalah Ibu dan Bapakku. Bapakku seorang buruh bangunan, kalau di kampung biasa disebut Tukang, sesekali beliau menggarap sawah, sedangkan Ibuku adalah seorang guru mengaji. Profesi ini beliau geluti semenjak masih dibangku SMA ukuran sekarang. Mayoritas penduduk di kampungku bahkan kampung tetangga menitipkan anaknya pada ibuku supaya bisa baca tulis Al-qur’an, dan hal itu masih saja berlanjut hingga sekarang, murid-murid ibuku boleh dikatakan  paling banyak dari pada di tempat lain.
Rumahku yang waktu itu terbuat dari kayu ukuran 8x6 m dijadikan sarana oleh ibuku untuk tempat mengaji, riuh sekali kondisi rumahku, walaupun sebenarnya tak jauh dari kampung ku ada sebuah Surau/ Langgar yang sudah permanen yang areanya cukup luas sebagai tempat belajar mengajar. Ibuku lebih senang jika dirumah, karena sekalian beliau bisa mengawasi kami anak2 kandungnya, termasuk aku yang masih kecil dan masih unyuuu unyuuu  nyaaa kata orang keren sekarang.  Ibuku sungguh luar biasa, murid2nya yang sekitar 30 orang waktu itu, beliau yang menghandle sendiri, dengan membagi jadwal masing2nya, entahlah, di rumahku yang teramat sederhana dan kecil itu tampak muat saja untuk ditempati, sedikitpun sepertinya ibuku tidak mengalami kendala. Yaa mungkin saja pada masa itu di tahun 80-an, anak-anak masih mudah diatur, ramah tamah dan tidak banyak tingkah, guru sangat dihormati bahkan ditakuti.
Aku si gadis kecil sangat menantikan suasana di siang hari, karena itulah saat dimana para murid menimba ilmu pada ibuku, ada saatnya ibuku bercerita tentang keindahan surga, dan betapa menakutkannya  suasana neraka, dan aku si gadis kecil akan dengan manisnya duduk di pangkuan ibuku, hingga dengan mudahnya aku terlelap nyenyak dipangkuan beliau. Yaa, aku si gadis kecil yang suka tidur, bisa dikatakan  jadwal siangku untuk tidur, bahkan disaat bermain dengan kakak2ku, mudah sekali mereka menemukan aku duduk tertidur kalau aku sudah mulai bosan dengan permainan. Waktu itu umurku masih 3 atau 4 tahunan.
Rumah kecil kayuku hanya ditempati hingga aku memasuki usia Sekolah Taman Kanak-Kanak, bertepatan dengan lahirnya adikku. Bapakku yang berprofesi sebagai tukang, sedikit demi sedikit menabung dan membeli tanah di kampung sebelah yang letaknya strategis untuk ukuran pedesaan, tepat di tepi jalan. Walaupun tahap pengerjaan masih 40%, bapak sudah mengajak kami pindah ke rumah baru , yang waktu itu baru satu kamar ukuran 4x5 m yang layak untuk ditempati. Satu ruangan ditempati 6 orang dikala malam menjelang. Aku cukup bahagia karena rumahku tak jauh dari tempat sekolah pertamaku dan aku juga punya tetangga baru.
Lalu bagaimana dengan murid-murid ibuku yang dulu?? yaa ibuku pensiun sementara dari kegiatan mengajarnya, murid2 disana sudah beliau serahkan pada salah seorang saudara yang beliau rasa cukup bagus untuk diberi amanah agung itu.
Tak berapa lama kami menempati rumah baruku, Ibuku kembali ditawari untuk mengajar 2dua orang anak, awalnya ibuku menolak,tetapi yaa karena hanya 2 orang tak mengapalah, tak lain penolakan ibuku karena kondisi rumah kami yang jauh dari kesan belum siap huni. Hingga akhirnya sangat sulit bagi ibuku untuk menolak tiap tawaran orang tua untuk menitipkan anaknya. Murid-murid Ibuku semakin membludak, tiap ruangan yang sudah di beri atap dijadikan tempat anak2 menimba ilmu, bahkan hampir tiap rungan sesudut rumah kami merupakan tempat diperdengarkannya lantunan Kitab Suci.
Aku bahagia karena murid-murid ibuku baik  semua, aku semakin punya banyak teman, walaupun kebiasaan tidurku tak pernah hilang.
Aku yang selalu tidur siang kala itu,  teramat sering bermimpi dengan para wanita cantik jelita  di rumah baruku. Siang itu dalam mimpiku, aku ditemani oleh sekitar 4/5 atau 6, ahh aku lupa berapa jumlah mereka. Perempuan jelita semuanya, tak satupun laki2 aku temui disana, jadi tiada salahnya jika mereka tidak berhijab. Rambut mereka panjang terurai, bibirnya selalu menyungging senyuman padaku, seolah-olah mereka mengawasiku bermain sambil bercengkrama dengan teman2 sebayanya. Mereka para jelita menggunakan pakaian putih mirip gaun yang didadanya ada rempel bunga, cantiik sekali, alis mereka bak semut beriring, tinggi semampai, kulit mereka putih bersih,tapi  aku tak pernah paham dengan percakapan mereka, sesekali mereka tertawa kecil , mungkin candaan dengan teman-temannya, aku benar-benar tak paham dan bertanya pun tak pernah tentang cerita mereka. Aku si gadis kecil tetap saja asyik bermain, berputar-putar mengelilingi kursi putih yang  terbuat dari besi. Lokasi mimpiku selalu saja kejadiannya di tempat yang sama, tepatnya dibelakang rumahku, disana sudah ada bangku- bangku taman dihiasi bunga nan berwarna warni, aku pun tak pernah sebelumnya menemukan bunga-bunga seperti itu, yang jelas aku cukup damai berada disana, walau kegiatanku hanya duduk kemudian berlari-lari riang sendiri dan memandangi mereka si jelita dan bunga2 disana, sedikitpun tak ada keinginan untuk memetik bunga itu, aku hanya memandanginya saja. Bisa saja bunga –bunga itu aku petik dan aku jadikan bahan mainan baruku, sungguh tak kreatifnya aku waktu itu, tetapi mungkin saja aku tak mau memetiknya karena takut para bidadari marah dan tak mau memandangku, dan mungkin lagi aku tak memetiknya karena teramat sayang pada si bunga nan elok rupa..aahh aku tak tau teman, yang jelas aku cukup bahagia disana, Cuma aku makhluk kecil yang ada disana tanpa ditemani teman sebaya, dan mereka si jelita sesekali hanya memandangiku dan tersenyum manis, itu saja ..aku sudah tak asing lagi berada disana, aku cukup puas karena rasanya cukup lama berada disana. Hingga aku terbangun dari mimpi , tak pernah aku ingat-ingat lagi, aku kembali menemukan murid2 ibuku yang dengan asyik dan berusaha keras menimba ilmu agama.Sesekali aku akan melihat ibuku menegur para muridnya agar serius menyimak.
Oh yaa, kala itu aku masih diusia 5 tahunan, sekalipun aku tak pernah melihat siaran TV yang mengisahkan tentang bidadari, dirumah baruku memang belum ada TV. Mungkin saja sosok bidadari itu aku ketahui dari cerita ibuku tentang perempuan-perempuan surga. Entahlah, yang jelas ibuku memang suka bercerita kepada murid-muridnya, terlebih menerjemahkan beberapa ayat Allah yang disana ada pelajaran berharga yang baik diceritakan pada anak didiknya. Dan aku si gadis kecil akan dengan senangnya menjadi pendengar yang baik. Aku suka sekali mendengar ibuku bercerita.
Hingga memasuki Sekolah dasar kadang kala aku masih sering bermimpi dengan si wajah jelita, walaupun intensitas mimpiku dengan mereka si jelita  makin lama makin berkurang, mungkin karena stiap siangnya  aku sudah diikutkan ibuku untuk bergabung belajar  “Alif ba ta” dengan teman-teman yang sebenarnya 1 th/ 2 tahunan lebih tua dariku.
Kebiasaan mudah tidurku sudah mulai berkurang, walau sesekali ibuku sering menemukanku tak sengaja tertidur, tapi beliau tak pernah sedikitpun mempermasalahkannya karena aku akan cepat kembali bangun jika kantukku hilang dan itu hanya sebentar saja. Ibuku juga tak pernah membandingkan aku anak kandungnya dengan murid lainnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hingga akhirnya  ketika usiaku sudah menginjak dewasa dan aku sudah hampir menamatkan gelar sarjana, tanpa sengaja aku kembali ingat dengan kejadian di masa kecil itu, spontan saja kuceritakan pada ibuku. Haaahh... Teman, ibuku khawatir sekali, tau tidak..ibuku menyangka bahwa itu adalah makhlus halus seperti jin,. Dalam ceritaku aku tak menyatakan pada ibuku kalau mereka adalah bidadari, aku hanya menjelaskan bahwa mereka berambut panjang terurai, cantik dan putih, mereka bermain dan duduk ditaman itu dengan teman sebayanya, namun aku tak mengerti ucapan perkataan mereka.
Ibuku bersyukur, yaa beliau bersyukur karena aku baik-baik saja, aku tak tau teman apa yang ibuku pikirkan, walaupun ibuku khawatir, tapi aku tetap tenang2 saja, tak ada takut sedikitpun, karena aku masih bahagia bisa mengingat mereka si jelita.
Oh ya, sebenarnya di lokasi taman mimpi ku itu, tak jauh dari sana ada 2 buah kuburan, mungkin saja ibuku takut jika aku dimasuki roh jahat. Hihhii..tapi ibuku tetap ibuku, khawatir pada putri kecilnya, untung saja aku menceritakan dikala aku sudah dewasa, jika saja aku dahulu menceritakannya disaat aku bangun siang, bisa jadi aku akan sangat ketakutan dan  aku tak akan pernah menikmati mimpi siangku bertemankan mereka yang aku sebut para bidadariku..
Namun Mimpi tetaplah mimpi..jika Ibuku beranggapan bahwa yang aku temui adalah makhlus halus yang keberadaanya memang benar-benar ada, sepertinya aku terselamatkan oleh lantunan Ayat-ayat Al-quran yang tiap hari selalu bergema di tiap sudut rumahku. Dan jika benar itu adalah bidadari sebagaimana khayalanku, boleh jadi itu dikirim oleh Yang maha Kuasa kepadaku si gadis kecil yang hari2nya tertidur oleh dengungan ayat suciNYA, karena kala itu aku masih gadis kecil polos yang jauh dari dosa dan kebencian.
Yaa..aku tetap bersyukur teman, cerita kecilku yang semoga bermanfaat dan ada ibrah yang dipetik..cerita ini juga pernah aku ceritakan pada  sebagian teman2ku  setelah aku bercerita pada Ibuku, mereka teman-temanku berbagi suka duka, bahagia bisa kenal mereka. Kami menyebut tempat kami waktu itu “ Kotak ajaib” yaa, karena banyak hal ajaib yang kami lakukan, disana kami menemukan masa kecil kami lagi. Luar biasa karena disana aku mulai mengenal lebih luasnya dunia dengan berbagai permasalahannya.
Itu lah ceritaku , yang jelas aku tetap bahagia dengan mimpi para bidadari nan jelita dan cantik paras rupanya itu..
                                                                                                Bukittinggi, 4 desember 2012
Dear me;
            Ahabbaka lladzii “April Poe”

Selasa, 27 November 2012

----------Motiva----------

Jangan kau sia-siakan harimu hanya untuk mengeluh, meratapi masa lalu dan mencemaskan masa depanmu.
Ingatlah DIRI, sudah berapa nikmatNYA yang  telah kau rasakan, dan  sedikitpun jarang sekali kau bersyukur..

Duhai diri..alangkah serakahnya dirimu, lupakah engkau "Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukadzibaan " Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan..tubuhmu sempurna tiada cacat sedikitpun,hanya jiwamu saja yang teramat kerdil dalam memahami hikmah hidup ini'

Ayoolah diri, jika mau sukses lihatlah keatas,lihatlah berapa banyak dari mereka yang sukses, tiada sebenarnya semua karena kegigihan dalam berjuang, disana ada pengorbanan, semua adalah karena cita2 dan harapan..

Beranilah bermimpi duhai diri, beranilah bahwa kau pun mampu sukses seperti mereka, kau pun bisa seperti mereka bahkan kau pun bisa melebihi mereka.

Namun  ketika kau berputus asa..ingat-ingat dan cepat-cepat tengoklah ke bawah dan perhatikan , barangkali disana kau menemukan ada apa dengan dirimu, apa tujuanmu, kau tak mau kan disebut pecundang kehidupan

Jalan juangmu masih panjang, perlintasannya ibarat melintasi ribuan pulau, disana kau butuh peta kehidupan, kenalilah siapa petamu, DIA sebenarnya ada selalu bersamamu, hanya saja kau yang terlalu jauh dariNYA, tak pernah kau pedulikan hadirNYA, tetapi lihatlah betapapun kau acuhkan diriNYA, tak pernah sedikitpun ia menghiraukanmu..Kasih SayangNYA melebihi ibu bapamu, CintaNYA tak akan pernah pudar terlebih bagi diri yang selalu ingat pada keagunganNYA dan tak pernah lupa bersyukur..

Come On and lets move on, jadikan semua terasa indah dengan senyum dan syukur..
keep smile..keep syukur, isnt it???